1. Data dan objek penelitian
Data dengan objek penelitian itu berbeda. Data kedudukannya lebih tinngi dibandingkan dengan objek penelitian. Data, jamak dari datum adalah bahan penelitian, bisa juga dikatakan sebagai bahan jadi penelitian baik berupa kekata (kelas kata, frasa), kalimat, klausa, maupun kalimat imperatif (kalimat perintah). Objek penelitian disebut juga gegenstand merupakan objek (sasaran) yang akan diteliti. Objek penelitian ini berada di dalam data yang telah dikumpulkan, dan selanjutnya diteliti. Seperti dalam morfem reduplikasi {R-}, bapak, ini disebut objek penelitian, di mana kita akan mengkaji morfem reduplikasi pada bapak tersebut. Adapun datanya dapat ditunjukkan, seperti:
a. Dia berpakaian seperti bapak-bapak
b. Kepada bapak-bapak dipersilahkan berdiri
c. Semua yang mengikuti rapat itu adalah bapak-bapak, tidak ada ibu-ibu.
(a), (b), dan (c) di atas lah yang disebut dengan data.
2. Sifat hubungan antara data sebagai objek penelitian
Hubungan antara data sebagai objek penelitian bersifat vertical. Dapat terlihat dengan jelas, bahwa data merupakan satuan lingual yang lebih besar daripada objek penelitiannya.
3. Dimensi linear data dan konteks objek penelitian
Data selalu bersifat linar karena dia merupakan wujud konkret bahasa, dengan kata lain, data juga bersifat segmental. Dapat dirumuskan bahwa data adalah objek plus segmen atau plus potongan atau unsure sisanya. Uunsur sisa atau potongan sisa yang segmental itu dapat disebut konteks. Dengan demikian rumusan data dapat dituliskan dengan:
D (data) = Op (objek penelitian) + K (konteks)
Konteks objek penelitian hanya mungkin berada di depan, mendahului, berada di sebelah kiri, atau berada di belakang, mengukuti di sebelah kanan objek penelitiannya. Konteks itu ,merupakan penentu identitas objk sasaran penelitian.
4. Konteks data
Tidak hanya objek penelitian yang memiliki konteks, data juga memiliki konteks. Konteks data ini ada empat macam, yaitu
a. Isi tuturan
Isi tuturan di sini dapt berupa informasi, situasi, substansi lingual, atau ha-hal apa pun yang diungkapkan atau dinyatakan tuturan.
b. Penutur
Penutur di sini harus memiliki tiga aspek, yaitu identitas orang pertama, atau pembicara yang ditentukan baik dari status sosialnya maupun asal lingkungan tempat tinggalnya. Aspek yang kedua, yaitu sifat khas dalm mengartikulasikan tuturan, atau cara si penutur menuturkan bahasanya. Asspek yang ketiga, yaitu pikiran atau anggapan si penutur terhadap hal yang dituturkan.
c. Hubungan antar penutur
Hubungan antar penutur di sini menyangkup antara lain kadar keintiman dan keformalan hubungan orang-orang yang terlibat dalam peristiwa pertuturan yang didukung oleh factor-faktor tertentu.
d. Tuturan di luar data
Di sini tuturan yang berada di luar tuturan disebut dengan tuturan di luar data. Ini juga merupakan salah satu konteks data karena konteks data itu dapat terlihat juga di luar tuturan yang disajikan.
5. Korpus dan mentes
Korpus dapat disebut dengan catatan pada kartu data, di mana aspek batin atau aspek kemaknaan dari catatan ini hanya ada pada diri si peneliti, karena dia yang lebih memahami data tersebut. Mentes dapat diartikan dengan jiwa dari korpus. Mentes merupakan aspek kemaknaan data, di mana kemaknaan data itu telah ada dan ditangkap, dimiliki dan tersimpan di dalm jiwa si peneliti. Dengan adanya mentes, maka korpus yang ada pada kartu data dapat berfungsi.
6. Sumber data
a. Sampel dan Narasumber
Data memiliki sumber. Sumber data terbagi dua jenis berdasarkan jenis relasinya, yaitu sumber substansif dan sumber lokasional. Sumber substansif adalah bahan mentah data yang dalam bentuk kongkret tampak sebagai tuturan-tuturan yang berada pada tataran dialog yang biasanya disebut sampel atau percontoh. Sumber lokasional adalah sumber yang merupakan asal muasalnya data lingual. Sumber itu adalah si pencipta bahasa yang tak lain adalah penutur, orang yang menuturkan data beserta sampel asal substansif data yang biasanya disebut narasumber.
b. Data yang Sahih dan Terandal
Data yang terkumpul adalah data yang sahih atau valid dan terandal (reliable) agar analisis datanya benar dan tepat.
c. Penutur Asli
Penutur asli adalah penutur yang benar-benar menguasai penggunaan bahasa yang bersangkutan dengan dapat menggunakan dan memahami secara spontan bahasa itu dalam berdialog baik sebagai pembicara maupun mitra bicara yang dapat spontan menangkap perkataan yang dikatakan penutur lain.
d. Populasi dan Universum Lingual
Kedua data ini berkaitan dengan sampel, di mana universum lingual penelitian bahasa adalah fakta bahasa dalam rangka penelitian bahasa tertentu baik tuturan yang sudah ada atau diadakan yang kemudian menjadi sampel maupun tidak. Populasi adalah jumlah keseluruhan pemakaian bahasa tertentu yang tidak diketahui batas-batasnya.
7. Peneliti dalam hubungannya dengan data
a. Kadar Kedekatan Peneliti dengan Bahasa yang Diteliti
Kadar kedekatan peneliti dengan bahasa yang diteliti dibedakan atas tiga macam, yaitu kadar distansi yang cukup dekat di mana peneliti sudah menguasai bahasa secara aktif dengan kata lain, bahasa yang bersangkutan itu adalah bahasa ibu dan si peneliti merupakan penutur aslinya. Yang kedua yaitu kadar distansi yang cukup jauh. Ini menyangkut bahasa yang belum dikuasai tetapi mungkin untuk dikuasai si peneliti, baik secara reseptif maupun secara aktif. Yang ketiga adalah kadar distansi yang terlalu jauh atau bahkan sejauh-jauhnya. Ini menyangkut bahasa yang tidak mungkin dikuasai secara aktif oleh si peneliti kecuali reseptif.
b. Data Keras dan Data Lunak
Data keras terbagi pada dua bagian, yaitu data keras substansif dan lokasional. Data keras substansif misalnya bahasa kuno yang sudah mati lewat peninggalan tertulis, di mana datanya tidak bisa diubah maupun dikurangi. Data keras lokasional seperti bahasa asing yang penuturnya tinggal sedikit. Data lunak juga dibagi dua pada substansif dan lokaisonal. Data ini berasal dari bahasa yang masih hidup dengan penutur yang cukup banyak pula. Sampelnya masih harus dipilah dan ditentukan dari populasinya yang selalu berkembang.
c. Pembantu Bahasa, Informan, atau Pembahan
Pembantu bahasa, informan, maupun pembahan adalah satu, hanya istilahnya saja yang berbeda. Seorang peneliti membutuhkan pembantu bahasa maupun informan ini ketika dia tidak mampu memahami sepenuhnya menangani data demi penentuan kejatian pokok penelitian beserta analisinya. Penutur bahasa ini juga harus dipilih berdasarkan tingkat kefasihan, kenormalan, dan kealamiannya dalam menggunakan bahasa masyarakatnya.
1 komentar:
Arigatou ^_^ totemo tetsudau..
Posting Komentar