1. Minka (民家)
Rumah rakyat Jepang disebut dengan 民家 (minka), yang secara harfiah berarti rumah rakyat. Rumah minka adalah nama umum dengan arsitektur tradisional, dan merupakan tempat kediaman rakyat bukan dari kalangan orang berkuasa. Rumah-rumah ini sudah ada sebelum akhir tahun 1800. Keindahan arsitektur minka terletak pada keharmonisan antara bentuk dengan bahan-bahan bangunan yang dipergunakan seperti tanah, kayu, dan batu yang berasal dari pegunungan dan hutan-hutan yang berada di sekeliling rumah.
Minka juga memiliki keanekaragaman gaya arsitektur bangunannya, terkait dengan tuntutan geografi setempat, iklim, dan industri. Sehingga setiap daerah di Jepang memiliki gaya arsitektur bangunan yang khas, seperti :
- Minka di Jepang Utara
Minka di daerah Jepang bagian utara, pada umumnya memiliki bubungan terjal beratap jerami serta jendela kecil yang hanya ada di bubungan tersebut. Ini merupakan penyesuaian diri terhadap musim dingin yang panjang dan hujan salju yang banyak. Selain itu juga dirancang khusus untuk keperluan memelihara ulat sutra.
- Minka di Jepang Selatan
Minka di daerah Jepang bagian selatan, pada umumnya terdiri dari sekelompok rumah-rumah yang relatif kecil, rendah dengan lantai yang ditinggikan agar memperoleh ventilasi semaksimal mungkin dan mengurangi bahaya tiupan angin taifun.
2. Bahan Bangunan Minka (民家)
Bahan bangunan yang dipergunakan antara lain, balok kayu besar untuk tiang utama rumah dan rangka-rangka penting dari kerangka rumah. Kayu juga digunakan untuk dinding, lantai, langit-langit, dan bubungan atap. Bambu digunakan untuk melapisi tempat-tempat kosong di antara dinding kayu dan setelah itu dilapisi dengan tanah liat untuk dijadikan dinding yang rata. Tanah liat juga dibakar menjadi genteng.
Rumput jenis tertentu dipergunakan sebagai atap, sedangkan jerami tanaman padi dipergunakan untuk dianyam menjadi tikar kasar yang disebut dengan Mushiro, dan tikar halus yang disebut dengan tatami, yang digelar di atas tikar kasar. Batu-batu terbatas dipergunakan untuk fondasi rumah, tidak pernah digunakan sebagai dinding.
3. Desain Khas Minka (民家)
1. Pada bagian depan rumah lubang untuk masuk dipasangi dua lapis pintu. Lapis pintu bagian dalam (shouji) berupa pintu sorong, yang berlubang-lubang dan ditutupi kertas-kertas. Sedangkan pintu lapis muka atau depan berupa pintu kayu yang kokoh.
2. Bagian dalam rumah dibagi menjadi ruang-ruang yang dipisahkan dengan pintu sorong yang berkisi-kisi. Pintu-pintu pemisah ruangan ini secara keseluruhan disebut dengan tategu. Kisi-kisi ini ditutupi kertas-kertas tebal tembus cahaya yang disebut fusuma.
3. Adanya doma, yaitu salah satu bagian dalam rumah yang lantainya terbuat dari tanah liat yang sudah dikeraskan. Pada doma dipasang semacam oven untuk memasak yang terbuat dari tanah liat (kamado). Selain itu, di lantai ini juga diletakkan perapian terbuka (irori) untuk membakar kayu pemanas ruangan.
4. Atap minka
Atap rumah minka sering dibuat curam, dan biasanya terbuat dari ilalang (kayabuki yane), sirap (itabuki yane), atau genteng (kawarabuki yane). Atap minka dapat dikelompokan menjadi tiga macam bentuk, yaitu :
- Kirizuma, merupakan jenis atap yang paling sederhana yang berbentuk segi tiga (gabled roof). Jenis atap ini mempunyai dua sisi yang menurun dari balok bubungan utama (mune).
- Yosumune, merupakan jenis atap yang mempunyai pinggang (hipped roofs). Atap jenis ini merupakan perkembangan dari kirizuma, karena pada kedua sisi sampingnya yang lain ditambah dengan atap miring, dan bubungannya tidak berbentuk lancip melainkan papak.
- Irimoya, merupakan jenis atap berbentuk tiga segi, dengan atap tambahan yang berbentuk agak miring di sekitarnya, sehingga ruang dalam rumah menjadi luas.
Pada rumah yang atapnya terbuat dari genteng keramik, genteng juga dipasang sampai ke ujung bubungan, dan untuk menghias puncak bubungan dipasang genteng yang ujungnya berbentuk kepala raksasa, yang disebut onigawara. Pada rumah yang beratap rumput juga dipasang hiasan pada kedua sudutnya yang disebut dengan munekazari.
4. Tipe-tipe Rumah Tradisional Jepang (Minka 民家)
Tipe rumah tradisional Jepang atau minka ini, secara luas terdiri dari dua macam, yaitu :
* Rumah Petani (農家/ nouka)
Pengaturan ruang di dalam rumah orang Jepang disebut dengan madori. Denah standar rumah para petani Jepang dari permulaan abad ke-19 terdiri dari empat ruang, di samping ruang utama yang memiliki perapian (doma). Pembagian ini disebut dengan yamadori (pengaturan empat ruang). Di dalam rumah jenis ini terdapat pintu kayu sorong besar yang disebut odo, untuk memasuki ruang utama. Pintu ini merupakan pintu utama untuk memasuki rumah petani.
- Doma
Doma merupakan ruang utama pada nouka. Doma mengambil sepertiga dari luas denah rumah. Fungsi doma adalah tempat melakukan kegiatan pertanian dan memasak, sehingga tersedia oven tanah dan tempat mencuci yang terbuat dari kayu yang didirikan di belakang doma.
Selain itu juga terdapat perapian yang berukuran satu meter persegi. Di perapian ini kayu dibakar untuk memanaskan ruang, sekaligus sebagai penerangan. Seluruh anggota keluarga berkumpul di perapian ini, khususnya pada waktu makan.
Selain doma, empat ruang pada nouka ini adalah :
- Dua ruangan yang terletak paling dekat dengan doma, digunakan sebagai tempat melakukan kegiatan harian para penghuni rumah.
- Ruang kecil bersifat dekoratif disebut dengan tokonoma. Ruangan ini menempel pada dinding ruang depan yang berfungsi sebagai tempat memamerkan lukisan atau bunga.
- Ruang depan berfungsi sebagai tempat menerima tamu pada keadaan – keadaan formal. Ruang tamu ini disebut dengan zashiki atau dei. Di depan ruang tamu ini terdapat serambi panjang dan sempit yang disebut dengan engawa.
* Rumah di Perkotaan (Machiya)
Terbatasnya luas tanah di daerah perkotaan membuat rumah-rumah yang didirikan di sana cenderung berbentuk empat persegi panjang.
- Di belakang ruang utama (omoya) terletak ruang tempat menyimpan (kura/dozou) harta benda milik keluarga. Selain itu untuk menyimpan harta benda keluarga bisa juga digunakan zashiki, yang terletak terpisah dari ruangan utama. Untuk dapat memasuki ruangan ini, dibuatkan pintu pada ruang doma menuju ke pekarangan belakang.
- Di sekitar ruang doma terdapat tiga baris ruang. Ruang yang paling dekat dengan jalan disebut dengan mise. Di sinilah barang-barang dagangan dipamerkan, dan transaksi perdagangan dilakukan. Ruang yang terletak di bagian tengah, dipergunakan sebagai kantor, dan juga tempat anggota keluarga menerima tamu. Ruang yang terletak di bagian paling belakang menghadap ke arah taman tertutup. Ruang ini dibuat menyerupai zashiki, lengkap dengan tokonoma, yang berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan harian dari anggota rumah tangga tersebut.
- Adanya ruang di loteng yang disebut dengan zushi. Ruang ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian yang dekat dengan jalan mempunyai langit-langit rendah berfungsi sebagai gudang. Bagian kedua adalah bagian belakang yang dipergunakan sebagai kamar tidur.
Sumber :
Makalah Foklor Bukan Lisan, Rumah Dan Pakaian Rakyat Jepang oleh Monalisa Fitri Albi dan Reny Rahmalina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar